KUALITAS PUPUK ORGANIK LIMBAH AMPAS KELAPA DAN KOPI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v18i2.27Keywords:
Kualitas, Pupuk Organik, Ampas Kopi, Ampas KelapaAbstract
Ampas kopi dan ampas kelapa masih menjadi limbah padat yang sering dibuang di lingkungan tanpa diolah. Di daerah Yogyakarta, banyak kedai kopi dengan sengaja membuang ampas kopi begitu saja ke tempat sampah. Ampas kelapa juga masih sering dianggap kurang bermanfaat bagi sebagian pihak dari industri minyak yang hanya menggunakan daging kelapa parutnya saja. Namun disisi lain sebenarnya banyak kandungan nutrisi yang dapat dimanfaatkan dari ampas kopi dan ampas kelapa, dan juga dapat mengurangi limbah padat di lingkungan.
Penelitian dilakukan dengan cara mengolah ampas kopi dan ampas kelapa menjadi pupuk organik. Pupuk organik dibuat 2 macam yaitu pupuk A dengan kadar ampas kelapa 200 gram dan pupuk B dengan kadar ampas kelapa 300 gram. Proses pembuatan pupuk dibutuhkan waktu selama 3 minggu. Dilanjutkan dengan proses pemberian pupuk organik ke tanaman tomat. Pada penelitian ini menggunakan 7 perlakuan yaitu Po (Kontrol), Pa, Pb, Pc, Pd, Pe dan Pf. Setiap perlakuan diamati pertumbuhan tinggi tanamannya setiap minggu selama 3 minggu.
Berdasarkan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kandungan pada pupuk A yaitu 1,119 % N, 1,748 % P, dan 1,19 % K dan kandungan pupuk B sebesar 1,035 % N, 1,873 % P, dan 1,15 % K. Pertumbuhan tanaman tomat yang telah diamati setiap minggu menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik dari ampas kopi dan ampas kelapa menunjukkan perbedaan yang sangat nyata terhadap pertumbuhan tanaman. Tinggi tanaman paling rendah adalah Po karena merupakan perlakuan pada tanaman tomat yang tidak diberi pupuk organik. Varian pemberian pupuk organik dari ampas kopi dan ampas kelapa paling efektif adalah perlakuan Pb dengan pemberian 150 gram pupuk pada media tanam 1 kg.
References
Adikasari, Ria. 2012, Pemanfaatan Ampas Teh dan Ampas Kopi Sebagai Penambah Nutrisi Pada Pertumbuhan Tanaman. Skripsi. FKIP,Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta 2011. Pembuatan Pupuk Organik dan Penggunaannya pada Tumpangsari Bawang Merah dan Cabe Merah, Yogyakarta.
Falahuddin, Irham, Raharjeng, Anita Restu Puji, Harmeni, Lekat. 2016. Pengaruh Pupuk Organik Limbah Kulit Kopi (Coffea Arabica L.) Terhadap Pertumbuhan Bibit Kopi. Jurnal Biolmi. UIN Raden Fatah Palembang.
http://kambingjoynim.com/cara-membuat-pupuk-kandang-dari-kotoran-sapi-dengan-em4 (1/5/2017-11.30)
Makiyah, Mujiatul. 2013. Analisis Kadar N, P dan K Pada Pupuk Cair Limbah Tahu Dengan Penambahan Tanaman Matahari Meksiko (Thitonia diversivolia). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Negeri Semarang.
Najiyati, Sri, Danarti, 1990. Kopi Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya. Yogyakarta.
Pemerintah Republik Indonesia, Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 70/Permentan/SR.140/10/2011 Tentang Pupuk Organik, Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah. Jakarta.
Roidah, Syamsu Ida, 2013. Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburuan Tanah. Jurnal Universitas Tulungagung. BONOROWO.
Sari, Iis Mita. 2015, Pengaruh Media dengan Penambahan Ampas Kelapa Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Sumbangsihnya terhadap Mata Pelajaran Biologi SMA Kelas X Semester I Materi Fungi. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang.
Suhardiman, P. 1991. Bertanam Kelapa Hibrida. Penebar Swadaya. Yogyakarta.