IDENTIFIKASI RONA LINGKUNGAN DARI SISI KAJIAN LALU LINTAS DALAM DOKUMEN UKL-UPL RENCANA PELEBARAN JALAN CINOMATI RUAS TERONG-WONOLELO DESA WONOLELO,KECAMATAN PLERET,KABUPATEN BANTUL
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v21i2.113Keywords:
Kondisi jalan, Karakteristik Lalu lintas, Jalan Cinomati Ruas Terong-WonoleloAbstract
Dalam rangka mewujudkan pengembangan wilayah khususnya pembangunan jalan Penghubung Antar
wilayah, Pemerintah Kabupaten Bantul merencanakan untuk membuka akses Perekonomian dan daerah pariwisata
di wilayah Kecamatan Dlingo dan Pleret dengan melebarkan jalan Cinomati sebagai jalan alternatif. Kegiatan
pelebaran Jalan Cinomati Ruas Terong – Wonolelo ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan transportasi jalan
yang melewati Desa Terong Kecamatan Dlingo dan Desa Wonolelo Kecamatan Pleret sebagai jalur alternatif
masyarakat menuju ke wilayah agro bisnis dan agro wisata.Salah satu dampak yang ditimbulkan pada kegiatan
pengembangan Jalan Cinomati Ruas Terong – Wonolelo antara kerusakan jalan, gangguan kelancaran lalu lintas,
dan kecelakan lalu lintas
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi langsung ke lapangan dan survey
penacacahan lalu lintas. Survey dilaksanakan pada hari biasa dan hari libur dari pukul 06.00-18.00. Hasil survey
dan observasi lapangan kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran rona lingkungan dari sisi kajian lalau
lintas berdasarkan ketentuan MKJI tahun 1997.
Dari hasil observasi lapangan diketaui kondisi eksisiting Ruas Terong-Wonolelo sebagai berikut:
perkerasan jalan cukup baik, adanya potensi kerusakan berupa retak di beberapa segmen jalan, dimensi Iebar jalan
kurang lebih 5 m dan Iebar rata-rata rumija 12 m. Titik awal di Perempatan Cinomati dan titik akhir di Perempatan
terong, Terdapat fasilitas-fasilitas road safety antara lain: rarnbu jalan; marka jalan; lampu peringatan dan
rumblestrip (rambu penggaduh). Lokasi jalan berada di perbukitan dengan lereng-lereng dengan ketinggian yang
curam dan terdapat lereng yang tidak stabil di beberapa segmen jalan, terlihat bekas longsoran baik longsor tanah
maupun batuan, Volume Lalu lintas cukup padat terutama pada jam-jam puncak pagi dan sore hari dengan masih
didominasi oleh kendaraan sepeda motor, beberapa alinyemen sangat tajam. Saluran drainase sebagaian sudah
pasangan batu atau beton. Terdapat beberapa lokasi " blakspot' yaitu lokasi dan/atau kawasan yang secara teknis
berpotensi rawan bencana (rawan kecelakaan dan/atau rawan bcncana. Hasil survey dan analisis lalu lintas
menunjukan hasil sebagai berikut: Klasifikasi Kendaraan yang melewat Jalan Cinomati Ruas Terong-Wonolelo
terdiri dari kendaraan ringan (LV=Light Vehicle), kendaraan berat (HV=Heavy Vehicle), sepeda motor
(MC=Motor Cycle) dan kendaraan tak bermotor (UM=Unmotorized) . Volume Lalu Lintas pada hari libur yang
masuk Ruas Jalan Terong Wonolelo sebesar 924,6 smp dan yang keluar Ruas Jalan Terong Wonolelo sebesar
794,9 smp. Jam tersibuk kendaraan yang masuk Ruas Jalan Terong Wonolelo terjadi pada hari libur pada pukul
16.45-16.30 dan jam tersibuk kendaraan yang keluar Ruas Jalan Terong Wonolelo pada pukul 16.45-17.00,
sedangkan volume lalu lintas pada hari biasa yang masuk Ruas Jalan Terong Wonolelo sebesar 1389 smp dan yang
keluar Ruas Jalan Terong Wonolelo sebesar 794,9 smp. Jam tersibuk kendaraan yang masuk Ruas Jalan Terong
Wonolelo terjadi pada hari biasa pada pukul 07.00-07.15 dan Jam tersibuk kendaraan yang keluar Ruas Jalan
Terong Wonolelo pada pukul 16.30-16.45. Kapasitas Jalan Cinomati Ruas Terong-Wonolelo saat ini adalah 1526,
56 smp/jam. Nilai LOS Jalan Cinomati Ruas Terong-Wonolelo 0,181 sehingga masih masuk tingkat pelayanan
jalan Kategori A.
Analisa Dampak Lingkungan terhadap pekerjaan pembangunan jalan adalah lalu lintas semakin
berkembang, polusi suara dan polusi udara meskipun masih dibawah ambang batas, karena Jalan Cinomati tidak
termasuk titik ruas jalan dengan kepadatan lalu lintas tinggi. Analisis terhadap dampak pembangunan, saluran air
hujan yang ada di bangun secara permanen agar aliran air hujan semakin lancar, sehingga meminimalkan
kemungkinan terjadinya banjir. Disamping itu pembangunan saluran air hujan berdampak pada semakin sedikitnya
air hujan meresap ke dalam tanah. Selain itu juga perlu diantisipasi bahaya longsor dan beberapa titik blank spot
yang rawan menimbulkan kecelakan. Penutupan jalan selama pekerjaan berlangsung, penyediaan petugas
mengatur lalu lintas, Pemasangan penanda, lampu penanda diperlukan sebagai upaya keselamatan di jalan raya.
Â
References
Anonim Direktorat Jendral Bina Marga, 1992, Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan,
Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta
Anonim, Direktorat Jendral Bina Marga. 1997. Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, PT.
Bina Karya, Jakarta.
Anonim, Direktorat Jendral Bina Marga Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang
Jalan
Anonim ,Departemen Pekerjaan, Direktorat Jendral Prasarana Wilayah (2006) . Pedoman Pedoman
Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan, Buku 1, Jakarta
Anonim,2004. Survai Pencacahan Lalu Lintas dengan Cara Manual, Departemen Permukiman dan
Prasarana Wilayah. Jakarta.
Anonim ,Direktorat Jendral Bina Marga 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)
Arjuna (2020).Analisa Kapasitas Dan Tingkat Pelayanan Ruas Jalan Di Kota Balikpapan Studi Kasus :
Jalan Soekarno Hatta-Jalan Projokal (Simpang Tiga), http://ejurnal.untag-
smd.ac.id/index.php/TEK/article/view/5236, 11(2),484-500
Dokumen Perencanaan Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan Jalur Jalan Cinomati Kabupaten Bantul
Lokasi Kecamatan Dlingo: Desa Terong dan Kecamatan Pleret: Desa Wonolelo, 2019,Dinas
Pekerjaan Umum dan Kawasan permukiman, Kabupaten Bantul
Efendy ,Anwar (2021). Kajian Efektifitas Rekayasa Lalu Lintas Pada Persimpangan Tanah Aji
Kota Mataram, Sigma: Jurnal Teknik Sipil Prodi Teknik Sipil Fatek Ummat , 1 (1) , 21-26
UU No. 38 tahun 2004 tentang Jalan
P. Warpani, Suwardjoko. 2002. Pengelolaan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, ITB. Bandung