EFEKTIVITAS JENIS SABUN CAIR X, Y DAN Z TERHADAP ANGKA KUMAN TANGAN PETUGAS HIGIENE SANITASI RSUD MORANGAN SLEMAN YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v21i2.117Keywords:
Efektivitas, sabun cair, Petugas Hygiene Sanitasi, angka kuman, Rumah sakitAbstract
Salah satu prioritas utama sanitasi rumah sakit adalah pencegahan infeksi nosocomial yaitu infeksi yang terjadi di rumah sakit atau infeksi yang disebabkan oleh kuman yang di dapat selama bertugas di rumah sakit.Perilaku mencuci tangan pengolahan limbah yang kurang cers menyebabkan infeksi nosocomial di lingkungan rumah sakit. Penggunaan sabun merupakan salah satu alternatif antiseptic tangan dan pencegahan terhadap penularan infeksi nosocomial.Tujuan penelitian ini adalah mengukur efektivitas 3 (tiga) jenis sabun cair X, Y dan Z , dosis pemakaian 1 tetes, 2 tetes dan 3 tetes, serta pengaruh jenis sabun terhadap angka kuman tangan terhadap petugas Hygiene Sanitasi Rumah Sakit.
Penelitian ini adalah jenis penelitian deskriptif dengan melakukan eksperimen dan analisis laboratorium terhadap 3 Jenis sabun cair untuk mengukur efektifitasnya terhadap angka kuman bagi subyek penelitian yaitu tangan petugas Hygiene Sanitasi rumah sakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh jenis sabun cair X, Y dan Z terhadap angka kuman petugas Hygienen Sanitasi Rumah sakit Morangan Sleman. Penggunaan sabun Z mampu menurunkan angka kuman secara maksimal yaitu 0,67, sedangkan yang paling efektif dalam menurunkan angka kuman adalah sabun cair jenis Z dengan dosis 3 tetes dengan tingkat efektivitas sebesar 85,65 %. Meskipun sabun Y dengan dosis 5 tetes mampu membunuh angka kuman sampai 0 %, termasuk jenis sabun cair yang paling maksimal dalam menurunkan angka kuman.Â
References
_______,2004. Kep Menkes RI No. 2104/Menkes/SK/X/2004 tentang, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta.
________,1996.Peraturan Menteri Kesehatan RI dan Keputusan Dirjen PPM & PLP tentang, Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, Depkes RI, Jakarta.
________,1979. Farmakope Indonesia Edisi Ketiga. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakara.
Amri, C. 2006. Petunjuk Praktikum Penyehatan Makanan dan Minuman B. Jurusan Kesehatan Lingkungan. Poltekkes Depkes. Yogyakarta.
Braun – Falco. O. 1992. From Soap Avoldance to Skin Cleansing with Synthetic Detergents Moving into The Clinical Dimension. Dalam : Braun – Falco.
Buku Petunjuk Praktikum Penyehatan Makanan dan Minuman B. Jurusan Kesehatan Lingkungan. Poltekkes Depkes. Kupang (2004).
Chatim Aidilfiet dan Suharto. 1994, Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Edisi Revisi, Universitas Indonesia, Jakarta.
Dirjen PPPM dan PL. 2003, Pedoman Pelaksanaan Kewaspadaan Universal di Pelayanan Kesehatan. Jakarta.
Depkes RI. 2006, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya, Jakarta.
I Gede Panca Yasa Pura. 2007, â€Pengaruh Berbagai Merek Jenis Sabun dalam Mendesinfeksi Bakteri Micobacterium tubercolosis pada Limbah Padat Sputum Penderita TBC BTA Positif†Skripsi STTL.
Kolacznsky.G. 1992, Soap-Chemical Constituents, Dalam Braun-Falco.
Lindon Syahputra, dlkk. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Oestreicher:M.I. 1998, Detergent Bath Preparation and Otherskin Cleanser, Dalam: Gramovits W.A. Clinical Dermatology.J.B. Lippincot Philadelpia.
Pelezar, Jr, Michael J, 1998. Dasar-dasar Mikrobiology, Professor Emeritus.
Risman Eriawan, 2003. “ Mengenal Bahan Kimia Desinfektan, http://www.pikiranrakyat.com/cetak/1004/07/cakrawala/lain01.htm.
Riduwan, 2003. “Dasar-dasar Statistikaâ€
Alfabeta, Bandung.
Sanropie Djasio, dkk. 1989. Komponen Sanitasi Rumah Sakit untuk Institusi Pendidikan Tenaga Sanitasi, Depkes RI, Jakarta.
Synder, Peter, O. 1988. A Safe Hands Wash Program for Retail Food Operation, Hospital Institute of Technology and Management. St. Paul,MN.
Tri Haryanto, 1996. Membuat Sabun dan Deterjen, PT. Penebar Swadaya Anggota IKAPI, Jakarta.
Wahyudi, H. 2006. Infeksi Nosokomial, dari http://www.infeksinosokomial.Klikharry.Htm