UPAYA PENINGKATAN FITOREMEDIASI TANAHTERCEMAR MERKURI DI KOKAP KULONPROGO YOGYAKARTA MENGGUNAKAN AKASIA (Acacia sieberiana DC) DENGAN PEMANGKASAN AKAR DAN INOKULASI MIKORIZA
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v18i1.19Keywords:
fitoremediasi, jati, merkuri, pemangkasan akar, pencemaran, tanah.Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji upaya peningkatan fitoremediasi tanah tercemar merkuri di Kokap Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta menggunakan Akasia dengan pemangkasan akar (under ground root pruning/URP) dan inokulasi mikoriza.Penelitian ini dilaksanakan menggunakan rancangan acak kelompok lengkap dengan tiga ulangan.Faktor pertama adalah URP, yaitu dengan dan tanpa URP (pemangkasan akar). Faktor kedua ialah takaran Jamur Mikoriza Arbuskula (JMA) , meliputi 0 ; 50; 100, dan 150 g/pot. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa pemangkasan akar serta inokulasi JMA ke dalam tanah sisa olahan penambangan emas telah berhasil memacu proses fitoremediasi melalui perluasan rizosfer. Serapan merkuri oleh tanaman Akasia (Acacia sieberiana DC) yang menjalani pemangkasan akar serta inokulasi JMA sebanyak 100 g paling tinggi dibanding perlakuan lain maupun kontrol. Pada perlakuan ini, efisiensi penurunan merkuri di dalam tanah oleh tanaman Akasia sebesar 71,83 %, sedangka kontrol hanya mencapai 35,33%.References
Anonim. 2001. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, Presiden Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim. 2004. Surat Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nonor 202, Baku mutu air limbah bagi usaha dan atau kegiatan pertambangan emas dan atau tembaga, Deputi MENLH Bidang kebijakan dan Kelembagaan Lingkungan Hidup.
Caroline, J. dan Moa, G. A. 2015. Fitoremediasi logam timbal (Pb) menggunakan tanaman melati air (Echinodorus palaefolius) pada limbah industry peleburan tembaga dan kuningan. Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015.ISBN 978-602-98569-1-0.Institut Teknologi Adhi Atma Surabaya.
Djam’an, D. F., Enok, R. K., Garry, L. & Tatiek, K., 2006, Pengaruh pematahan dormansi benih pada 2 provenan akasia (Acacia aulacocarpa. A. Cunn. Ex Benth) terhadap viabilitas benih,Buletin Puslitbang Perhutani, Vol IX No 01 Januari 2006, Perusahaan Umum Kehuitanan Negara, Perum Perhutani, Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhutani Cepu. ISSN 1411 – 2175.
Emmyzar, Hermanto. 2004. Rehabilitasi tanah tercemar Pb menggunakan tanaman akar wangi. Gakuryoku 10:37-40.
Ghosh, M. dan S.P. Singh, 2005, A review on phytoremediationof heavy metal ang utilization of its by product, Applied Ecology and Environmental Research 3 (2): 1-18.
Gomez, K.A dan A.A. Gomez. 1984. Statistical prosedures for agriculture research. John Willey and Sons, Inc. 27 – 100; 214 – 222.
Kabirun, S. 2004. Peranan mikoriza arbuscula pada pertanian berkelanjutan.Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Kartika, N. H. 1997. Pengaruh pemotongan akar terhadap pertumbuhan setek panili (Vanilla planifolia Andrews).Fakultas Pertanian Bogor.
Marsono, D. & Soeseno, O.H., 1992, Prinsip-prinsip silvikultur, Universitas Gadjah Mada University Press.
Morel, J L, Echevarria,G. dan Goncharova, N. 2006. Phytoremediation of Metal-Contaminated Soils. Netherland: Springer.
Nur, F. 2013. Fitoremediasi logam berat cadmium (Cd).Biogenesis. Jurnal Ilmiah Biologi. ISSN 2302-1616, Vol 1, No. 1, Juni 2013, hal 74-83.
Nuryani, S. & Sutanto, R., 2002, Pengaruh sampah kota terhadap hasil dan tahana hara lombok, Jurnal Ilmu Tanah & Lingkungan, Volume 3 (1). Pp 24 – 28.
Pane H, dan Hasanudin A. 2001. Gulma invasive jajagoan (Echinochloacrusgalli L.) dan eceng gondok (Eichornia crassipes (Mart.) Solms )di lahan sawah irigasi. Makalah pada “Seminar Peringatan Hari Keanekaragaman Hayati 2001â€.Bogor, 22 Mei 2001.
Purakayastha, T. J dan Chhonkar, P. K. 2010.Phytoremediation of Heavy Metal Contaminated Soils. Berlin Heidelberg: Springer.
Sieverding, E. 1991.Vesicular arbuscular mycorrhiza management in tropical agrosystem.Deutsche Gesellschaft fur technische Zusammerarbeit (GTZ) G mb N.