FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERADAAN KECOA DI KAPAL PELABUHAN BATU AMPAR KOTA BATAM TAHUN 2019
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v20i2.56Keywords:
Kecoa, Sanitasi, KapalAbstract
Berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) 2005, semua alat angkut harus bebas dari hewan vektor. Pelabuhan Batu Ampar memiliki proporsi penemuan vektor kecoa tertinggi pada kapal dibandingkan dengan pelabuhan lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan kecoa pada kapal yang bersandar di pelabuhan Batu Ampar pada tahun 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain cross sectional study, semua kapal kargo yang datang dan bersandar di pelabuhan Batu Ampar dengan sampel dari 34 kapal. Data dianalisis dengan uji statistik Chi Square dengan CI 95% (α = 0,05). Analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan ABK dengan kecoa (p value 0,211), tidak ada hubungan antara sikap ABK dengan kecoa (p value 0,238), tidak ada hubungan antara tindakan ABK dengan kecoa (p value 1,000), dan ada hubungan antara sanitasi kapal dengan kecoa (p value 0,000). Pengaruh sanitasi kapal sebesar 78,67%. Keberadaan kecoak dipengaruhi oleh sanitasi kapal. KKP Kelas I Batam diharapkan dapat meningkatkan kegiatan promosi kesehatan, agar Awak Kapal dapat mematuhi peraturan dan meningkatkan kesadaran tentang sanitasi kapal.References
Ajzen. (2005). Attitude Personality and Behavior. London: Open University Press.
Aryati. (2005). Pentingnya Pemeliharaan Kebersihan dan Kesehatan Diatas Kapal Dari Vektor Kecoa. Universitas Sumatera Utara.
Bahtiar. (2006). Kondisi Sanitasi Lingkungan Kapal Penumpang KM Lembelu Milik PT. PELNI. Makasar.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2002). Pedoman Pengendalian Kecoa di Rumah Sakit. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Green, L., & Kreuter, M. (2005). Health Program Planning : An Educational and Ecological Approach (Fourth Edi). New York: McGraw-Hill.
Harahap, A. A. (2015). Hubungan Sanitasi Kapal dengan Kepadatan Kecoa pad Kapal Motor Yang Sandar Di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 8(Juli 2016), 172–183.
Iskandar. (1989). Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Jakarta: Depdiknas.
Kantor Kesehatan Kelas I Batam. (2016). Laporan Tahunan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Batam. Batam.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 431 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengendalian Resiko Kesehatan Lingkungan Di Pelabuhan/Bandara/Pos Lintas Batas dalam rangka karantina kesehatan. , (2007).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2348/Menkes/Per/XI/2011 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356/Menkes/Per/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan. , (2011).
Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat: Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmojo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nurdin. (2010). Daftar Pemeriksaan Sanitasi Kapal Tahun 2010. Makasar.
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2000 Tentang Kepelautan. , (2000).
Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2010 Tentang Perlindungan Lingkungan Maritim. , (2010).
Ristiyanto, Handayani, F. D., Boewono, D. T., & Heriyanto, B. (2014). Penyakit Tular Rodensia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Saifullah. (2010). Pengaruh Sanitasi dan Manajemen Kapal Terhadap Kepemilikan Sertifikat Sanitasi Kapal pada Pelabuhan Lhokseumaweh. Universitas Sumatera Utara.
Saksono, L. (2002). Pengantar Sanitasi Makanan. Bandung: Alumni.
Soemirat, S. (2005). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada.
Sucipto C. D. (2011). Vektor Penyakit Tropis.Yogyakarta: Gosyen Publishing .
Tenri, E., & Andi, M. (2005). Kondisi Sanitasi Kapal Penumpang Di Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar. Jurnal Sulolipu, 2(30), 132–144.
Triatmojo. (2008). Pelabuhan. Jakarta: Beta Offset.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran. , (2008).
WHO. (2005). International Health Regulation. Jakarta.
WHO. (2005a). International Health Regulation. Jakarta.
WHO. (2005b). Kader Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
WHO. (2007). Internasional Health Regulation Guide to Ship Sanitation. Ganeva: WHO.
Zulfikri. (2013). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Sanitasi Kapal di Pelabuhan Talang Duku Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Jambi Tahun 2013. Universitas Andalas.