TAMAN DAN PERANANNYA TERHADAP AKTIVITAS BERJALAN KAKI DI KOTA YOGYAKARTA
DOI:
https://doi.org/10.37412/jrl.v21i1.87Keywords:
Berjalan kaki, Pedestrian, Taman, Transportasi-aktifAbstract
Taman sering digunakan pada upaya peningkatan aktivitas berjalan kaki karena keduanya berkaitan dengan aktivitas fisik dan bersifat ramah lingkungan. Dewasa ini, aktivitas berjalan kaki semakin perlu dikembangkan untuk mewujudkan kota yang berkelanjutan. Studi ini membahas mengenai taman dan peranannya terhadap aktivitas berjalan kaki melalui metode penyebaran kuisioner kepada pengunjung taman rekreasional di Kota Yogyakarta dan observasi lapangan. Selanjutnya data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode statistik. Hasil studi menunjukkan bahwa meskipun taman dijadikan sebagai ruang untuk beraktivitas fisik, namun hanya 14.6% dari total responden yang memiliki preferensi berjalan kaki untuk pergi menuju ke taman. Berjalan kaki yang merupakan salah satu aktivitas fisik tidak banyak dipilih pengunjung taman sebagai moda transportasi menuju ke taman. Jarak tempuh dan durasi menuju ke taman menjadi salah satu faktor yang berkaitan dengan preferensi berjalan kaki. Semakin jauh jarak yang ditempuh responden maka akan semakin kecil preferensi berjalan kaki yang dimiliki oleh responden. Mereka akan cenderung untuk tidak memilih berjalan kaki sebagai moda transportasi yang digunakan untuk menuju ke taman. Selain itu, jarak dan durasi tempuh juga memiliki hubungan dengan intensitas kunjungan ke taman. Jarak tempuh yang jauh akan mengurangi intensitas kunjungan ke taman. Hasil lainnya, tinggi rendahnya intensitas kunjungan ke taman akan berdampak pada tinggi rendahnya frekuensi berjalan kaki. Sehingga berdasarkan hasil tersebut, keberadaan taman dapat memberikan dampak pada aktivitas berjalan kaki di Kota Yogyakarta.References
Adriana A. Zuniga-Teran, Barron J. Orr, Randy H. Gimblett, Nader V. Chalfoun, Stuart E. Marsh, David P. Guertin, Scott B. Going, 2017, Designing healthy communities: Testing the walkability model,Frontiers of Architectural Research,Volume 6, Issue 1, Pages 63-73,ISSN 2095-2635, https://doi.org/10.1016/j.foar.2016.11.005.
Badan Pusat Statistik, 2016, Kota Yogyakarta dalam angka 2015
Badan Pusat Statistik, 2020, Kota Yogyakarta dalam angka 2019
Bahrainy, et Al.. (2015). The Impact of Built Environment on Walkability, Case Study: North-West of Shiraz. Ar-manshahr Architecture & Urban Development, 8(14)
Cambra, P. (2012). Pedestrian Accessibility and Attractiveness Indicators for Walkability Assessment. Engineering and Architecture, 1–10.https://fenix.tecnico.ulisboa.pt/downloadFile/ 2589873355564/ Dissertacao.pdf
Çay, R. D. (2015). Recreation and Urban Park Management. http://www.researchgate.net/ publication/300571449,
Dills, J. E., Rutt, C. D., & Mumford, K. G. (2012). Objectively Measuring Route-To-Park Walkability in Atlanta, Georgia. Environment andBehavior, 44(6),841-860 https://doi.org/10.1177/ 0013916511404409
Dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Yogyakarta 2017-2022, Kota Yogyakarta
Duncan, D. T., Méline, J., Kestens, Y., Day, K., Elbel, B., Trasande, L., & Chaix, B. (2016). Walk score, transportation mode choice, and walking among french adults: A GPS, accelerometer, and mobility survey study. International Journal of Environmental Research and Public Health, 13(6),1-14. https://doi.org/10.3390/ijerph13060611
ITDP, 2019, Panduan desain fasilitas pejalan kaki: DKI Jakarta 2017-2022 (versi 2.0)
Kementerian Pekerjaan Umum, 2014, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 03/PRT/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, Dan Pemanfaatan Prasarana Dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki Di Kawasan Perkotaan
National Recreation and Park Association. (2015). Active Transportation and Parks and Recreation
Nasution, N., Widiyastuti, D., & Purwohandoyo, J. (2018). Analisis Penilaian Fasilitas Pedestrian Di Kawasan Perkotaan (Kasus: Jalan Malioboro – Jalan Margo Mulyo, Yogyakarta). Jurnal Bumi Indonesia, 5(2). http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/715
Rahman, M. T., & Nahiduzzaman, K. M. (2019). Examining the walking accessibility, willingness, and travel conditions of residents in saudi cities. International Journal of Environmental Research and Public Health, 16(4). https://doi.org/10.3390/ijerph16040545
Reisi, M., Nadoushan, M. A., & Aye, L. (2019). Local walkability index: Assessing built environment influence on walking. In Bulletin of Geography. Socio-economic Series (Vol. 46, Issue 46, pp. 7–21). Sciendo. https://doi.org/10.2478/bog-2019-0031
Saelens, B.E. Sallis, J.F. and Frank, L.D. (2003). Environmental correlates of walking and cycling: findings from the transportation, urban design, and planning literatures. Annals of behavioral medicine, 25(2): 80-91. DOI: https://doi.org/10.1207/S15324796ABM2502_03
Song, Y., Preston, J., & Ogilvie, D. (2017). New walking and cycling infrastructure and modal shift in the UK: A quasi-experimental panel study. Transportation Research Part A: Policy and Practice, 95, 320–333. https://doi.org/10.1016/j.tra.2016.11.017
Sugiyama, T., Francis, et Al.. (2010). Associations between recreational walking and attractiveness, size, and proximity of neighborhood open spaces. American journal of public health, 100(9), 1752–1757. https://doi.org/10.2105/AJPH.2009.182006
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sujarweni V. Wiratna, 2019, SPSS untuk penelitian, Pustaka Baru Press Yogyakarta
Tribby, et.Al. (2016). Assessing Built Environment Walkability using Activity-Space Summary Measures. Journal of Transport and Land Use. 9. 187-207. 10.5198/jtlu.2015.625..
Wibowo, A., & Ritonga, M. (2018). Kebutuhan Pengembangan Standar Nasional Indonesia Fasilitas Taman Kota. Jurnal Standardisasi, 18(3), 161. https://doi.org/10.31153/js.v18i3.234